TUGAS TERSTRUKTUR 1
1.
Menurut cognitive theory of multimedia learning bahwa ada
tiga asumsi utama yang dijadikan acuan dalam merancang suatu multimedia
pembelajaran. Jelaskan ketiga asumsi tersebut dengan memberikan contoh
masing-masing media yang relevan untuk pembelajaran kimia.
Jawab
:
Mayer (2001) mengemukakan tiga asumsi berdasarkan Teori Kognitif Multimedia Learning (CTML), yaitu:
a.
Asumsi saluran-ganda
(dual-channel assumption)
Menyatakan
bahwa manusia menggunakan kanal pemrosesan informasi terpisah yakni untuk
informasi yang disajikan secara visual dan informasi yang disajikan secara
auditif. Pemrosesan informasi terjadi dalam tiga tahap. Pertama, informasi
memasuki sistem pemrosesan informasi baik melalui kanal visual maupun melalui
kanal auditif. Kedua, informasi-informasi ini kemudian diproses secara terpisah
tetapi bersamaan di dalam memori kerja (working memory), di mana isyarat
tutur (speech) yang bersifat auditif maupun gambar (termasuk di dalamnya
video) dipilih dan ditata. Kemudian, tahap ketiga, informasi dari kedua kanal
tersebut disatukan dan dikaitkan dengan informasi lain yang telah tersimpan di
dalam memori jangka panjang. Tahap ketiga inilah yang bertanggungjawab mengenai
bagaimana informasi yang sama bisa diinterpretasi secara berbeda oleh
masing-masing pembelajar. Penyebabnya adalah pengalaman belajar yang dimiliki
oleh masing-masing pembelajar tidaklah sama.
b.
Asumsi Kapasitas-terbatas
(limited-capacity)
Menyatakan
adanya keterbatasan kemampuan manusia memproses informasi dalam setiap kanal
pada satu waktu. Dalam satu sesi presentasi, audiens hanya bisa menyimpan
beberapa informasi visual (gambar, video, diagram, dsb) dan beberapa informasi
tutur (auditif). Asumsi inilah yang mendasari riset dan teori yang
disebut teori beban kognitif (cognitive load theory). Meskipun beban
maksimal tiap individu bervariasi, beberapa penelitian menunjukkan bahawa
rata-rata manusia hanya mampu menyimpan 5-7 ‘potongan’ informasi saja pada satu
saat.
c.
Asumsi Pemrosesan aktif
(active-processing)
Menyatakan
bahwa manusia secara aktif melakukan pemprosesan kognitif untuk mengkonstruksi
gambaran mental dari pengalaman-pengalamannya. Manusia tidak seperti tape
recorder yang secara pasif merekam informasi melainkan secara
terus-menerus memilih, menata, dan mengintegrasikan informasi dengan
pengetahuan yang telah dimilikinya. Hasilnya adalah terciptanya model mental
dari informasi yang tersajikan. Ada tiga proses utama untuk pembelajaran secara
aktif ini, yakni: pemilihan bahan atau materi yang relevan, penataan
materi-materi terpilih, dan pengintegrasian materi-materi tersebut ke dalam
struktur pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Proses ini terjadi di
dalam memori kerja yang terbatas kapasitasnya. Pendeknya, manusia adalah
prosesor aktif yang menalar dan memasuk akalkan setiap informasi yang ada.
Manusia bukan prosesor pasif yang hanya menerima merekam sesuatu dan
menyimpannya di memori dan dapat diputar olah kapan saja.
Model belajar ini mengasumsikan manusia
memiliki dua kanal menuju memori kerja. Satu kanal berasal dari indera
pendengaran dan kanal yang lain berasal dari indera penglihatan. Bahan ajar
multimedia mungkin berisi gambar dan kata-kata (baik dalam bentuk tekstual
maupun tuturan). Gambar dan narasi tekstual (printed word) masuk menuju sistem
pemroses kognitif pembelajar melalui indera penglihatan, sedangkan narasi
tuturan (spoken words) masuk melalui indera pendengaran. Pembelajar tidak
menerima semua informasi yang disajikan melainkan memilih dan menyaring sesuai
minat dan kepentingannya. Informasi-informasi yang terpilih lebih lanjut
diproses dalam memori kerja pembelajar. Memori kerja ini memiliki keterbatasan
dalam hal menyimpan dan memanipulasi informasi di setiap kanal. Dalam memori
kerja ini, pembelajar secara mental mengorganisasikan gambar-gambar terpilih
kedalam model piktorial dan beberapa tuturan ke dalam model verbal. Kedua jenis
informasi ini dipadukan dengan informasi yang telah dimiliki pembelajar dari
memori jangka panjang yang merupakan gudang penyimpanan pengetahuan pembelajar. Memori kerja berfungsi bukan saja menyimpan sementara
informasi tetapi juga berlaku sebagai mesin pengolah informasi. Kapasitas
memori kerja sangat terbatas dan masa simpannya juga sangat singkat.
Keterbatasan ini hanya berlaku untuk informasi yang sama sekali baru bagi
penggunanya atau yang memerlukan pengolahan dengan cara berbeda dari informasi
yang pernah diterimanya. Informasi yang telah dipelajari akan tersimpan dalam
memori jangka panjang, tidak lagi memiliki keterbatasan baik dalam banyaknya
maupun lamanya masa simpan informasi tersebut, ketika dibawa kembali ke memori
kerja melalui proses pemanggilan kembali (recall/retrieval). Memori kerja diasumsikan terdiri atas dua kanal atau dua
bagian terpisah. Satu bagian yang disebut disebut prosesor visual bekerja
menerima dan mengolah informasi yang berupa diagram 2 dimensi atau benda 3
dimensi dan bagian lain disebut prosesor auditif yang bekerja mengolah
informasi auditif. Kedua kanal atau bagian memori bekerja secara koordinatif
sebelum akhirnya informasi yang telah diolah menjadi pengetahuan dan
keterampilan disimpan dalam bentuk jaringan hirarkis dalam memori jangka
panjang.
Contoh
media yang dapat digunakan dalam pembelajaran kimia adalah : pada materi
hidrokarbon, dapat di tampilkan gambar atau struktur suatu senyawa hidrokarbon
melalui media infokus yang telah dibuat sebelumnya dalam bentuk soft file power
point sambil memberikan penjelasan secara verbal sehingga pembelajar dapat
memproses informasi baik melalui kanal visual maupun kanal verbal. Dan
terjadi proses pengintegrasian yang terjadi apabila pembelajar membangun
jalinan antara model verbal dan model visual. Ketika ingin menampilkan suatu
gambar maka harus memperhatikan beberapa prinsip contohnya prinsip keterdekatan
waktu dengan menyajikan gambar dan teks yang berhubungan secara bersamaan.
Kemudian materi hidrokarbon disampaikan secara sistematis, terurut dan jelas.
Misalnya dimulai dari pengertian hidrokarbon, jenis-jenis hidrokarbon, struktur
senyawa hidrokarbon, sistem penamaan senyawa hidrokarbon, sifat-sifat senyawa
hidrokarbon dan reaksi-reaksi senyawa hidrokarbon. Selain itu gambar dan teks
yang disajikan tidak boleh ditampilkan secara berlebihan, karena adanya
keterbatasan kapasitas dalam memproses informasi jika gambar atau teks yang
disajikan terlalu berlebihan maka otak tidak dapat menyerap semua informasi
untuk dapat disimpan kedalam memori jangka panjang.
2. Jelaskan
bagaimana teori dual coding dapat diadaptasikan dalam menyiapkan suatu
multimedia pembelajaran kimia
Jawab
:
Teori
dual coding, Cue summation dan cognitive load theory (CLT) adalah teori-teori
yang berakar pada psikologi kognitif yang dijadikan landasan dalam merancang
multimedia pembelajaran. Teori dual coding yang dikemukakan oleh Paivio (1986)
menyatakan bahwa kognisi manusia menggunakan dua saluran pemrosesan informasi
yaitu informasi verbal (logogens) berupa kata (lisan atau tertulis) dan
informasi nonverbal (piktorial/imagens).
Teori dual coding mengidentifikasi tiga cara pemrosesan informasi, yaitu:
(a)
pengaktifan langsung representasi verbal atau piktorial,
(b)
pengaktifan representasi verbal oleh piktorial atau sebaliknya
(c)
pengaktifan secara bersama-sama representasi verbal dan piktorial.
Mayer
(2003) mengintegrasikan teori dual coding ini ke dalam model SOI (Selecting
Organizing Integrating) dalam pemrosesan informasi. Hal terpenting yang
dinyatakan oleh teori muatan kognitif adalah sebuah gagasan bahwa kemampuan
terbatas memori kerja, visual maupun auditori, seharusnya menjadi
pokok pikiran ketika seseorang hendak mendesain atau menyiapkan
sesuatu multimedia pembelajaran. Aktivitas berpikir dimulai ketika sistem sensory
memory menerima rangsangan dari lingkungan, baik berupa rangsangan
verbal maupun rangsangan nonverbal. Hubungan-hubungan representatif (representational
connection) terbentuk untuk menemukan channel yang sesuai
dengan rangsangan yang diterima. Dalam channel verbal,
representasi dibentuk secara urut dan logis, sedangkan dalam channel nonverbal,
representasi dibentuk secara holistik. Sebagai contoh, mata, hidung, dan mulut
dapat dipandang secara terpisah, tetapi dapat juga dipandang sebagai bagian
dari wajah. Representasi informasi yang diproses melalui channel verbal
disebut logogen sedangkan representasi informasi yang diproses
melalui channel nonverbal disebut imagen (lihat
Gambar).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Paivio dan Bagget tahun
1989 dan Kozma tahun 1991, mengindikasikan bahwa dengan memilih perpaduan media
yang tepat, kegiatan belajar dari seseorang dapat ditingkatkan. Sebagai contoh,
informasi yang disampaikan dengan menggunakan kata-kata (verbal) dan ilustrasi
yang relevan memiliki kecenderungan lebih mudah dipelajari dan dipahami
daripada informasi yang menggunakan teks saja, suara saja, perpaduan teks dan
suara saja, atau ilustrasi saja
saya hanya menambahkan sedikit dari materi yang telah saya baca mangenai Teori Dual Coding juga menyiratkan bahwa seseorang akan belajar lebih baik ketika media belajar yang digunakan merupakan perpaduan yang tepat dari channel verbal dan nonverbal (Najjar, 1995). Sejalan dengan pernyataan tersebut, peneliti berpendapat bahwa ketika media belajar yang digunakan merupakan gabungan dari beberapa media maka kedua channel pemrosesan informasi (verbal dan nonverbal) dimungkinkan untuk bekerja secara paralel atau bersama-sama, yang berdampak pada kemudahan informasi yang disampaikan terserap oleh pembelajar.
BalasHapusterimakasih telah berkunjung dan menambahkan materi di postingan saya , :)
Hapusassalamualaikum selamat pagi
BalasHapussaya ingin menambahkan Teori Dual Coding juga menyiratkan bahwa seseorang akan belajar lebih baik ketika media belajar yang digunakan merupakan perpaduan yang tepat dari channel verbal dan nonverbal (Najjar, 1995). Sejalan dengan pernyataan tersebut, peneliti berpendapat bahwa ketika media belajar yang digunakan merupakan gabungan dari beberapa media maka kedua channel pemrosesan informasi (verbal dan nonverbal) dimungkinkan untuk bekerja secara paralel atau bersama-sama, yang berdampak pada kemudahan informasi yang disampaikan terserap oleh pembelajar.
waalaikumsalam, terimakasih telah berkunjung dan menambahkan materi di postingan saya , :)
HapusAssalamualaikum wr wb . . .
BalasHapusBaiklah, disini saya ingin menambahkan materi
Teori Dual Coding yang dikemukakan Allan Paivio (Paivio, 1971, 2006) menyatakan bahwa informasi yang diterima seseorang diproses melalui salah satu dari dua channel, yaitu channel verbal seperti teks dan suara, dan channel visual (nonverbal image) seperti diagram, gambar, dan animasi. Kedua channel ini dapat berfungsi baik secara independen, secara paralel, atau juga secara terpadu bersamaan (Sadoski, Paivio, Goetz, 1991). Kedua channel informasi tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Channel verbal memroses informasi secara berurutan sedangkan channel nonverbal memproses informasi secara bersamaan (sinkron) atau paralel.
Jadi, Teori dual-coding itu menyatakan bahwa informasi bisa diberi kode, disimpan, dan diperoleh kembali dari dua sistem yang berbeda secara fundamental, satu menyesuaikan dengan informasi verbal, yang lain menyesuaikan dengan image atau informasi visual. presentasi-presentasi dual-mode bisa memperluas kapasitas memori kerja jika satu bagian dari instruksinya (misalnya, penjelasan - penjelasan tekstual) dihadirkan dalam bentuk auditory dan yang lain (misalnya, diagram) dalam bentuk visual, desain pesan seperti ini dapat meningkatkan jumlah informasi yang bisa diproses tanpa muatan kognitif yang berlebih. pebelajar sebagai penerima informasi mengintegrasikan kata - kata dan gambar secara lebih mudah saat kata - kata dihadirkan secara auditori daripada secara visual karena menggunakan prosesor-prosesor auditori dan visual dalam memori kerja secara efektif menghilangkan muatan kognitif yang berlebihan dari saluran visual.
waalaikumsalam, terimakasih telah berkunjung dan menambahkan materi di postingan saya , :)
Hapussaya ingin menambhkan sedikit mengenai jawaban nomor dua, bahwa teori dual coding ini dapat di terapkan dalam pembelajaran kimia karena teori dual coding menggunakan channel verbal seperti teks dan suara, danchannel visual (nonverbal image) seperti diagram, gambar, dan animasi. dalam pembelajaran kimia terdapat cukup banyak materi yang dapat di pakai menggunakan teori dual coding ini, seperti materi asam basa dimana kita dapat menggunakan media lab virtual,sehingga lebih memudahkan peserta didik dalam memproses informasi yang kita sajikan
BalasHapusterimakasih telah berkunjung dan menambahkan materi di postingan saya , :)
Hapusassalamu'alaikum wr.wb saya ingin menambahkan jawaban darinomor 2,
BalasHapusMenurut teori Dual Coding yang dikemukakan oleh Paivio, kedua channel pemrosesan informasi tersebut tidak ada yang lebih dominan. Namun demikian, Carlson, Chandler, dan Sweller tahun 2003 dalam (Ma, (?)) telah melakukan sebuah riset untuk melihat apakah pembelajaran yang dilakukan melalui diagram atau teks akan membantu kegiatan belajar. Carlson dan kawan-kawan mengasumsikan bahwa karena diagram lebih lengkap dibandingkan teks, dan dengan diagram seseorang mampu menghubungkan antara elemen yang satu dengan yang lainnya, maka orang yang belajar melalui diagram akan lebih berprestasi dibandingkan dengan orang yang belajar dengan menggunakan teks saja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk bahan belajar yang memiliki tingkat interaktivitas tinggi, kelompok yang belajar dengan menggunakan diagram memiliki prestasi lebih tinggi dibandingkan dengan yang hanya belajar dengan teks. Untuk bahan belajar yang tidak memiliki tingkat interaktivitas yang tinggi, kedua kelompok tidak menunjukkan perbedaan prestasi yang signifikan.
Sebagai tambahan kesimpulan dari teori dual coding ini jika dikaitkan dengan bagaimana seseorang memroses suatu informasi baru, dapat dinyatakan bahwa teori ini mendukung pendapat yang menyatakan seseorang belajar dengan cara menghubungkan pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya (prior knowledge). Peneliti berpendapat bahwa seorang tenaga pemasaran yang memiliki masa kerja lebih lama juga memiliki prior knowledge yang lebih banyak dibandingkan dengan mereka yang memiliki masa kerja lebih pendek, sehingga dapat diharapkan bahwa para tenaga pemasaran yang memiliki masa kerja lebih lama akan lebih mudah memahami informasi baru yang disampaikan.
Teori Dual Coding juga menyiratkan bahwa seseorang akan belajar lebih baik ketika media belajar yang digunakan merupakan perpaduan yang tepat dari channel verbal dan nonverbal (Najjar, 1995). Sejalan dengan pernyataan tersebut, peneliti berpendapat bahwa ketika media belajar yang digunakan merupakan gabungan dari beberapa media maka kedua channel pemrosesan informasi (verbal dan nonverbal) dimungkinkan untuk bekerja secara paralel atau bersama-sama, yang berdampak pada kemudahan informasi yang disampaikan terserap oleh pembelajar.
waalaikumsalam, terimakasih telah berkunjung dan menambahkan materi di postingan saya , :)
HapusTeori dual-coding menyatakan bahwa informasi bisa diberi kode, disimpan, dan diperoleh kembali dari dua sistem yang berbeda secara fundamental, satu menyesuaikan dengan informasi verbal, yang lain menyesuaikan dengan image atau informasi visual. Presentasi-presentasi dual-mode bisa memperluas kapasitas memori kerja jika satu bagian dari instruksinya (misalnya, penjelasan-penjelasan tekstual) dihadirkan dalam bentuk auditory dan yang lain (misalnya, diagram) dalam bentuk visual, desain pesan seperti ini dapatmeningkatkan jumlah informasi yang bisa diproses tanpa muatan kognitif yang berlebih. Pebelajar sebagai penerima informasi mengintegrasikan kata-kata dan gambar secara lebih mudah saat kata-kata dihadirkan secara auditori daripada secara visual karena menggunakan prosesor-prosesor auditori dan visual dalam memori kerja secara efektif menghilangkan muatan kognitif yang berlebihan dari saluran visual.
BalasHapusterimakasih telah berkunjung dan menambahkan materi di postingan saya , :)
Hapus