PRINSIP DASAR MULTIMEDIA PEMBELAJARAN
Multimedia pembelajaran bukan hanya sekedar perpaduan berbagai media tanpa ada landasan atau pendekatan sebagai dasar pembelajarannya. Dalam pembelajaran,
multimedia sangat membantu guru dalam menyampaikan materi. Multimedia terdiri
dari tiga level yaitu didasarkan pada alat-alat yang digunakan untuk
mengirimkan pesan (media pengirimannya), format-format representasi yang
digunakan untuk menyajikan pesan (mode-mode presentasinya seperti gambar, teks
dan lain-lain), dan modalitas inderawi yang digunakan pengguna/siswa untuk
menerima pesan (pancaindera).
Dalam merancang multimedia pembelajaran, teori-teori dan prinsip-prinsip pembelajaran harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan prinsip desain multimedia. Teori pemrosessan informasi, teori hirarki pembelajaran dan teori elaborasi dianggap cocok untuk desain multimedia pembelajaran. Teori-teori ini menyediakan strategi yang dapat membantu desainer mengorganisir pembelajaran dan menunjukkan hubungan timbal balik antar isi materi pembelajaran. Diseko (2005) mengemukakan prinsip-prinsip desain multimedia pembelajaran yaitu sebagai berikut:
· Konsistensi
· Kesederhanaan
· Kendali pada pengguna
· Umpan balik
· Keterbatasan memori manusia
· Familiaritas
· Desain tampilan
· Ketersediaan bantuan
· Fasilitas untuk keluar dari satu segmen atau program (Diseko. 2005)
Mayer mendefinisikan
multimedia sebagai presentasi materi dengan menggunakan kata-kata sekaligus
gambar-gambar (Mayer, 2005). Kata-kata disajikan dalam bentuk tulisan ataupun
yang diucapkan, dan gambar bisa disajikan dalam bentuk grafik statis (seperti
ilustrasi, grafik, foto, dan peta) atau menggunakan grafik dinamis (seperti
animasi dan video). Sedangkan menurut Robin & Linda multimedia merupakan
alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang
mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio dan video. Menurut Turban dkk
multimedia terdiri paling sedikit dua media input ataupun output. Media ini
dapat berupa audio, animasi, video, teks, grafik, dan gambar (Pramana, 2010). Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa multimedia merupakan perpaduan antara berbagai media yang berupa teks,
gambar, grafik, animasi, dan video yang dimanfaatkan untuk menyampaikan pesan.
Selain itu dari perspektif teori-teori kognitif
pembelajaran multimedia dan hasil penelitian, Mayer (2005) mengemukakan prinsip
multimedia pembelajaran. Prin-sip-prinsip ini dapat dintegrasikan dalam desain
isi multimedia dan dapat dicakupi oleh seluruh sembilan langkah pembelajaran
Gagne. Multimedia bahwa, pengem-bangan multimedia didasarkan pada asumsi-asumsi
pokok sebagai berikut:
a. Informasi visual dan auditory diterima oleh audiens
dengan dua cara yang berbeda. Kedua informasi ini diproses melalui saluran
pemrosesan informasi yang berbda dan terpisah (Baddeley. 1986).
b. Setiap saluran pemrosesan informasi memiliki
keterbatasan kemampuan memproses informasi (Sweller & Chandler, 1994).
c. Pemrosesan informasi dalam saluran
ini merupakan suatu proses kognitif yang aktif dan ditujukan untuk membangun
representasi mental yang koheren. Pembelajaran yang bermakna terjadi manakala
pebelajar memilih, menyusun, dan menghubungkan informasi verbal dan noverbal
yang terkait (Moreno & Mayer, 2000, Paivio, 1986)
Asumsi itu dapat diilustrasikan sebagaimana pada gambar dibawah
ini :
Dengan asumsi itu, proses diaktifkan
melalui lima langkah;
Ø Pemilihan kata-kata yang relavan
untuk diproses dalam memori kerja verbal
Ø Pemilihan kata-kata yang relevan
untuk diproses dalam memori kerja visual
Ø Pengorganisasian kata-kata yang
dipilih kedalam model mental verbal
Ø Pengorganisasian gambar yang dipilih
kedalam model mental visual
Ø Pemaduan/integrasi representasi
verbal dan visual serta pengetahuan sebelumnya.
Berdasarkan hal tersebut, Mayer
(2001) dan Mayer (2005) menjelaskan prinsip dasar multimedia pembelajaran,
yaitu;
1. Prinsip multimedia
Siswa bisa belajar lebih baik dengan
kata-kata dan gambar-gambar dibandingkan dengan hanya kata-kata atau gambar
saja. Dengan menambahkan ilustrasi pada teks atau menambahkan animasi pada
narasi maka akan membantu siswa lebih mendalami materi atau penjelasan yang disajikan.
Menyajikan penjelasan dengan kata-kata dan gambar-gambar bisa menghasilkan
pembelajaran lebih baik daripada menyajikan dengan kata-kata saja. Saat
kata-kata dan gambar disajikan secara bersamaan siswa mempunyai kesempatan
untuk mengkonstruksi model-model mental verbal dan pictorial dan membangun
hubungan diantara keduanya.
2. Prinsip keterdekatan ruang
Siswa bisa belajar lebih baik saat kata-kata dan
gambar-gambar yang saling terkait disajikan saling berdekatan daripada saling
berjauhan di halaman atau di layar. Saat kata-kata dan gambar-gambar terkait
saling berdekatan di halaman (dalam buku) atau layar (dalam komputer) maka
siswa tidak harus menggunakan sumber-sumber kognitif secara visual mencari di
halaman atau layar itu. Siswa akan lebih bisa menangkap dan menyimpan materi
bersamaan di dalam memori kerja pada waktu yang sama.
3. Prinsip keterdekatan waktu
Siswa bisa belajar lebih baik saat
kata-kata dan gambar-gambar yang terkait disajikan secara simultan (bersamaan)
daripada bergantian. Saat bagian narasi dan animasi yang terkait disajikan
dalam waktu bersamaan, akan lebih memungkinkan siswa untk bisa membentuk
representasi mental atas keduanya dalam memori kerja dalam waktu bersamaan.
Hal ini membuat siswa lebih bisa
membangun hubungan mental antara representasi verbal dan representasi visual.
Jika waktu antara mendengar kalimat dan melihat animasi relative pendek, maka
siswa masih bisa membangun koneksi antara kata-kata dan gambar. Jika mendengar
keseluruhan narasi yang panjang dan melihat keseluruhan animasi dalam waktu
yang terpisah maka siswa kesulitan membangun koneksi tersebut.
4. Prinsip koherensi
Siswa bisa belajar lebih baik saat
kata-kata, gambar-gambar atau suara-suara ekstra dibuang.Prinsip koherensi bisa
dipecah menjadi tiga versi yang saling melengkapi :
(1)
Pembelajaran siswa terganggu jika kata-kata dan gambar-gambar menarik
namun tidak relevan ditambahkan ke presentasi multimedia.
(2) Pembelajaran siswa terganggu jika terdapat suara
dan music yang menarik namun tidak relevan,
(3) Pembelajaran siswa akan meningkat
jika kata-kata yang tidak diperlukan disingkirkan. Gambar-gambar dan kata-kata
yang menarik tapi tidak relevan bisa mengalihkan perhatian siswa dari isi
materi yang penting, dan bisa mengganggu proses penataan materi. Dalam
penyajian materi melalui multimedia siswa cenderung bisa belajar lebih banyak
dan mendalam jika materi disajikan secara lebih ringkas. Oleh karena memori
kerja otak pada manusia itu terbatas maka harus difokuskan pada materi yang
penting.
5. Prinsip modalitas
Siswa bisa belajar lebih baik pada animasi dan
narasi daripada animasi dan teks pada layar.Jika gambar dan kata-kata
bersama-sama disajikan secara visual (yakni sebagai animasi dan teks) maka
saluran visual/pictorial yang bekerja ekstra sedangkan saluran lain (verbal)
tidak berfungsi. Jika kata-kata disajikan secara auditory maka kedua saluran
akan berfungsi.
6. Prinsip redundansi
Siswa bisa belajar lebih baik dari animasi dan
narasi daripada dari animasi, narasi, dan teks pada layar. Jika kata-kata dan
gambar-gambar disajikan secara visual maka saluran visual akan kelebihan beban.
Jika animasi berisi narasi yang padat, maka sebaiknya tidak menambahkan teks
yang hanya mengulang kata-kata dari narasi. Keterbatasan kapasitas memori
kerja menghalangi individu untuk memproses banyak elemen informasi secara
langsung. Informasi akan terserap secara lebih baik bila format desain pesannya
tidak membebani perhatian mereka karena sumber-sumber ganda yang saling memasok
informasi (Pranata. 2010).
7. Prinsip perbedaan individual
Pengaruh desain lebih kuat terhadap
siswa berpengetahuan rendah daripada berpengetahuan tinggi, dan terhadap siswa
berkemampuan spasial tinggi daripada berspasial rendah. Siswa yang berpengetahuan
lebih tinggi bisa menggunakan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya untuk
mengkompensasi atas kurangnya petunjuk dalam presentasi. Siswa yang
berpengetahuan rendah kurang bisa melakukan pemrosesan kognitif yang berguna
saat presentasinya kurang petunjuk. Siswa yang memiliki kemampuan spasial yang
tinggi memiliki kapasitas kognitif untuk secara mental memadukan reprentasi
verbal dan visual dari presentasi multimedia yang ada. Siswa yang berspasial
rendah harus mengerahkan kapasitas kognitif yang begitu banyak untuk memahami
apa yang disajikan
DAFTAR PUSTAKA
Alim sumarno. 2013. Prinsip Prinsip Desain Multimedia Pembelajaran.
http://alimsumarno.blog.unesa.ac.id
Dwi safitry.2012. Pendekatan dan
Prinsip Multimedia. http://dwisafitry.blogspot.co.id
Mayer, Richard. 2005. The Cambridge Handbook of
Multimedia Learning. Cambridge University Press.
Moeljadi Pranata. 2010. Efek Redundansi: Desain Pesan
Multimedia dan Teori Pemrosesan Informasi. http://dgi-indonesia.com/
Yoga Pramana W. 2010. Mengenal Lebih Jauh Multimedia
Pembelajaran Secara Teoritis.http://yogapw.wordpress.com/
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusassalamu'alaikum wr.wb saya ingin menambahkan materi sedikit tentang postingan blog anda di atas.
BalasHapus1). Prinsip koherensi atau keterpaduan (coherence)
Prinsip ini menyatakan bahwa orang belajar lebih baik jika materi yang tidak perlu (tidak ada hubungannya) tidak diikutkan. Bahkan menambahkan gambar dan kata yang menarik tetapi tidak relevan justru menimbulkan efek negatif terhadap pemahaman atas apa yang dijelaskan dalam pelajaran.
2). Prinsip sinyalisasi (signaling)
Prinsip ini menyebutkan bahwa orang belajar lebih baik jika lambang/tanda yang menyorot susunan materi esensial ditambahkan. Sinyalisasi mengurangi proses berlebihan (extraneous) dengan mengarahkan perhatian siswa kepada elemen-elemen kunci dalam pelajaran serta memandu menghubungkan antara elemen-elemen kunci tersebut.
3). Prinsip redundansi (redundancy)
Prinsip ini menyatakan bahwa orang belajar lebih baik dari gambar dan narasi ketimbang dari gambar, narasi, serta teks tercetak. Orang memiliki daya transfer problem-solving yang kurang baik ketika mereka belajar dengan animasi, narasi, dan teks dibandingkan jika mereka belajar dengan animasi dan narasi saja. Alasannya adalah teks pada layar yang isinya sama dengan narasi cenderung mengurangi daya pemahaman siswa.
4). Prinsip kedekatan spasial (spatial contiguity)
Prinsip ini menyatakan bahwa orang dapat belajar lebih baik ketika kata-kata dan gambar yang berhubungan disajikan berdekatan ketimbang berjauhan satu sama lain. Jika kata dan gambar yang berhubungan disajikan berdekatan, siswa tidak perlu menggunakan daya kognitifnya untuk mencari fokus pelajaran secara visual pada layar. Dengan demikian, sangat mungkin bagi siswa untuk dapat merangkai keduanya dalam memorinya pada satu waktu yang sama.
5). Prinsip kedekatan temporal (temporal contiguity)
Prinsip ini menyatakan bahwa orang belajar lebih baik ketika kata dan gambar yang berkaitan disajikan secara bersamaan ketimbang disajikan berturut-turut. Ketika bagian yang berhubungan dari narasi dan animasi disajikan pada waktu yang sama, siswa sangat mungkin untuk membangun representasi mental keduanya di memori dalam waktu yang sama. Dengan demikian siswa sangat mungkin untuk mendapatkan hubungan mental antara representasi verbal dan visual.
waalaikumsalam, terimasih telah berkunjung ke blog saya dan juga terimakasih atas penambahan materi nya :)
HapusSaya ingin menambahkan materi kepada saudari sri wahyuningsih:
BalasHapusBeberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan media pembelajaran meliputi: prinsip kesiapan dan motivasi, penggunaan alat pemusat perhatian, pengulangan, partisipasi aktif peserta didik, dan umpan balik (Abdul Gafur, 2007: 20-22).
Prinsip kesiapan dan motivasi menekankan bahwa kesiapan dan motivasi peserta didik untuk menerima informasi pembelajaran sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar mengajar. Kesiapan peserta didik mencakup kesiapan pengetahuan prasyarat, kesiapan mental, dan kesiapan fisik. Motivasi merupakan dorongan untuk melakukan atau mengikuti kegiatan belajar. Motivasi tersebut dapat berasal dari dalam diri maupun dari luar diri peserta didik (Abdul Gafur, 2007: 20).
waalaikumsalam, terimasih telah berkunjung ke blog saya dan juga terimakasih atas penambahan materi nya :)
Hapusassalamualaikum wr. wb.
BalasHapusDi antara prinsip-prinsip yang telah anda jelaskan, prinsip manakah yang sulit untuk di terapkan dalam media pembelajaran kimia?
waalaikumsalam, prinsip yang sulit untuk dilaksanakan jika salah satu dari prinsip tersebut tidak terlaksana maka akan menimbulkan kesulitan karena diantara prinsip-prinsip tersebut saling berkisambungan satu dengan yang lain.
HapusDalam pemilihan media pembelajaran menurut Sanaky, pertimbangan media yang akan digunakan dalam pembelajaran menjadi pertimbangan utama, karena media yang dipilih harus sesuai dengan:
BalasHapusa. Tujuan pembelajaran.
b. Bahan pelajaran.
c. Metode pengajaran.
d. Tersedia alat yang dibutuhkan.
e. Pribadi pengajar.
f. Minat dan kemampuan siswa.
g. Situasi pengajaran yang sedang berlangsung.
Sementara itu, Mulyani Sumantri, menggaris bawahi tentang prinsip-prinsip dalam pemilihan media pembelajaran yang layak, yakni sebagai berikut:
a. Media harus berdasarkan pada tujuan pembelajaran dan bahan ajar yang akan disampaikan.
b. Media harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik.
c. Media harus disesuaikan dengan kemampuan guru, baik dari pengadaannya maupun penggunaannya.
d. Media harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi atau pada waktu, tempat, dan situasi yang tepat.Rosch menyatakan bahwa multimedia adalah kombinasi dari komputer dan video. Sementara Mc. Cormick mendefinisikan multimedia sebagai kombinasi dari tiga elemen, yaitu suara, gambar, dan teks. Robin & Linda mengartikan multimedia sebagai alat yang dapat menciptkakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, auido, dan gambar video (Suyanto, 2003: 5)
Terimakasih atas penambahan materi yang telah anda berikan pada postingan saya, :)
Hapussaya ingin menambambahkan tentang materi ini, yaitu:
BalasHapusRichard E. Mayer merumuskan beberapa metode instruksional untuk multimedia. Metode instruksional didefinisikan sebagai cara menyajikan sebuah pelajaran, seperti misalnya antara menggunakan narasi bicara atau teks tercetak pada sebuah animasi. Metode instruksional tidak mengubah isi dari pelajaran tersebut, dengan kata lain cakupan materi tetap sama. Metode instruksional Mayer dituangkan dalam dua belas prinsip merancang multimedia untuk pembelajaran. Kedua belas prinsip tersebut dikelompokkan menjadi tiga menurut tujuan utama perancangan multimedia, yaitu (1) mengurangi proses kognitif yang berlebihan dan tidak berhubungan dengan materi (extraneous); (2) mengelola proses kognitif yang inti (essential); dan (3) mengembangkan proses generatif.
A. Mengurangi proses kognitif yang berlebihan dan tidak berhubungan dengan materi (extraneous)
1). Prinsip koherensi atau keterpaduan (coherence)
Prinsip ini menyatakan bahwa orang belajar lebih baik jika materi yang tidak perlu (tidak ada hubungannya) tidak diikutkan. Bahkan menambahkan gambar dan kata yang menarik tetapi tidak relevan justru menimbulkan efek negatif terhadap pemahaman atas apa yang dijelaskan dalam pelajaran.
2). Prinsip sinyalisasi (signaling)
Prinsip ini menyebutkan bahwa orang belajar lebih baik jika lambang/tanda yang menyorot susunan materi esensial ditambahkan. Sinyalisasi mengurangi proses berlebihan (extraneous) dengan mengarahkan perhatian siswa kepada elemen-elemen kunci dalam pelajaran serta memandu menghubungkan antara elemen-elemen kunci tersebut.
3). Prinsip redundansi (redundancy)
Prinsip ini menyatakan bahwa orang belajar lebih baik dari gambar dan narasi ketimbang dari gambar, narasi, serta teks tercetak. Orang memiliki daya transfer problem-solving yang kurang baik ketika mereka belajar dengan animasi, narasi, dan teks dibandingkan jika mereka belajar dengan animasi dan narasi saja. Alasannya adalah teks pada layar yang isinya sama dengan narasi cenderung mengurangi daya pemahaman siswa.
4). Prinsip kedekatan spasial (spatial contiguity)
Prinsip ini menyatakan bahwa orang dapat belajar lebih baik ketika kata-kata dan gambar yang berhubungan disajikan berdekatan ketimbang berjauhan satu sama lain. Jika kata dan gambar yang berhubungan disajikan berdekatan, siswa tidak perlu menggunakan daya kognitifnya untuk mencari fokus pelajaran secara visual pada layar. Dengan demikian, sangat mungkin bagi siswa untuk dapat merangkai keduanya dalam memorinya pada satu waktu yang sama.
5). Prinsip kedekatan temporal (temporal contiguity)
Prinsip ini menyatakan bahwa orang belajar lebih baik ketika kata dan gambar yang berkaitan disajikan secara bersamaan ketimbang disajikan berturut-turut. Ketika bagian yang berhubungan dari narasi dan animasi disajikan pada waktu yang sama, siswa sangat mungkin untuk membangun representasi mental keduanya di memori dalam waktu yang sama. Dengan demikian siswa sangat mungkin untuk mendapatkan hubungan mental antara representasi verbal dan visual.
Terimakasih atas penambahan materi yang telah anda berikan pada postingan saya, :)
BalasHapusassalamualaikum wr wb . . dari banyaknya prinsip yang anda jelaskan diatas, manakah yang menurut anda prinsip yang paling efisien ? terimakasih
BalasHapusbaiklah disini keseluruhan prinsip harus ada dan dilaksanakan karena semua prinsip ini saling berpaut satu sama lain jika salah satu diantaranya tidak ada taupun tidak dilaksanakan maka akan ada ketimpanagan didalamnya sehingga hal ini tidak baik untuk kelanjutannya, terimakasih
Hapusassalamualaikum wr wb . . dari banyaknya prinsip yang anda jelaskan diatas, manakah yang menurut anda prinsip yang paling efisien ? terimakasih
BalasHapusPembelajaran yang dilaksanakan oleh seseorang yang belajar berlangsung secara terencana, terarah, terkontrol, dan terukur merupakan aktivitas belajar baik. pada pebelajar maupun pembelajar sendiri.Bila diperhatikan dengan seksama maka pembelajar belajar mengenal pebelajar berkenaan dengan karakteristik pebelajar, sedangkan pebelajar belajar sesuai tuntutan kehidupan untuk memperloleh pengalaman belajar mencakup penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan kepribadian mulia, dengan ketrampilan yang muatan ranah afektif, psikomotorik, dan kognitif. Dengan demikian, pembelajar perlu memiliki prinsip-prinsip mendasar dalam pembelajaran bahkan proses belajar mengajar perlu dikembangkan dengan manajemen pengembangan media pembelajaran.
BalasHapusbaiklah terimaksih atas penambahan materi yang saudari berikan pada postingan saya , selain itu terimakasih telah berkunjung ke blog saya :)
Hapus